Saya tergelitik untuk membicarakan pernikahan dari sisi lain. Banyak orang bicara pernikahan vs pacaran dan sejenisnya. Kali ini yg membuat saya tergelitik adalah: benarkah pernikahan / perkawinan hanya untuk menghalalkan nafsu manusia yang butuh dipuaskan kebutuhan biologisnya? Aw aw aw..
Serendah itukah? Berapa kepala ya yang punya pemikiran kaya’ gitu…
Tidak salah sebenarnya. Islam pun membenarkan bahwa reproduksi manusia itu harus tetap berjalan. Mungkin itu juga alasan kenapa sejak dulu Islam tidak menerima tindakan homoseks.
Oke, back to the topic guys..
Hm, apa karena saya perempuan mungkin, dalam bayangan saya pernikahan itu rumit tetapi simpel, simpel karena tidak perlu tahu banyak soal perkara tempat tidur, soal istilah-istilah yang pasti dibidangi oleh dr.Boyke atau pun dr.Naek Tanjung (?) yang bikin saya bergidik giris dan enggan mmbayangkan macam-macam, atau sejenisnya lah pokoe.
Pernikahan adalah bagaimana berbagi dengan pasangan, mengurus rumah tangga dan mendidik anak-anak terbaik kelak, jauh dari urusan remeh-temeh macam kasur bantal guling! *sekali lagi tanpa bermaksud menafikan apa itu kebutuhan biologis yang telah menjadi fitrah manusia*
Hm, saya lebih suka terharu dan sedikit berurai air mata ketika membayangkan bagaimana mendidik anak-anak kelak, atau bagaimana menyiapkan makanan dan memberikan kejutan-kejutan kecil untuk suami dan anak-anak.
Saya pikir itu lebih berinvestasi jangka panjang dan memberikan kemaslahatan yang universal: anak cerdas, bangsa maju, bapak senang, investasi akhirat.
Iya kan?Memangnya ada kontraprestasi yang lebih baik dari itu?!
Daripada ‘sekedar’ puyeng membahas bagaimana ‘jurus-jurus’ terbaik untuk making love’ di keremangan di bawah selimut. Zzzz.. *hoeekkgg*
Oke, pemikiran dini ini boleh disalahkan karena toh saya memang belum mengetahui seluk beluk pernikahan.
Okelah, tapi tolong jangan racuni saya , saya cukup puas dengan pengetahuan yang sedikit ini, tak mau membicarakan lebih jauh.
Rasulullah pun memang dikenal sebagai pria romantis yang sangat menghargai dan mengetahui benar apa mau istri beliau. Tapi bukan berarti lantas keromantisan selalu diterjemahkan dengan kegiatan seputar ranjang saja kan?!
Tolong, jangan racuni saya, selain karena belum waktunya, ya saya pikkir pemenuhan kebutuhan biologis dengan sekedar bereproduksi yang sehat itu jauh lebih baik dan lebih dari cukup daripada banyak mempelajari pengetahuan yg gunanya hanya untuk kesenangan dua insan saja dan malah banyak beresiko penyakit!
Wallahu’alam
Nb: terinspirasi dari artikel-artikel di arsip Tribun Indonesia 2008
*Parno ga sih sebenarnya ngomongin beginian? Semoga pembaca cukup bijak untuk menilai :)
ditulis pertama kali pada februari 2010, hingga berani go public hari ini : 28 april 2010
No comments:
Post a Comment